Rabu, 23 November 2011

TINGKAT KESADARAN, GAYA BERJALAN, TYPE PERNAFASAN DAN KEKUATAN OTOT


CONTINUUM LOC

LOC
DESCRIPTION
Full consciousness


Confusion



Lethargy



Obtundation


Stupor



Light coma (semicoma)

Coma



Deep coma

Orientasi waktu, tempat, dan orang, kewaspadaan; sadar terhadap proses kognitif sendiri dan mental

Gangguan orientasi pada waktu, tempat dan orang; perhatian “span” pada memory pendek, ketidakmampuan mengikuti komando, dapat di sertai halusinasi, mudah marah, kegelisahan, dan tidak bisa beristirahat

Orientasi terhadap waktu, orang dan tempat; respon stimulasi lambat, sluggish speech, proses mental, dan aktifitas motor; dapat mengikuti komando, tampak mengantuk

Tampak mengantuk extreme, arousable terhadap stimulasi, respon terhadap 1-2 kata, dapat mengikuti komando simple

Tampak pada status tidur dengan minimal spontaneous movement; respon hanya pada stimuli yang kuat dan berulang-ulang dan stimuli nyeri dengan suara yang tidak komprehensif dan atau pembukaan mata

Tidak sadar, tidak ada suara verbal, tidak ada pergerakan spontan, penarikan dengan sengaja terhadap stimulasi nyeri; reflek brainstem lengkap

Unaraousable (tidak dapat dibangunkan); tidak ada suara verbal, tidak ada pergerakan spontan, penarikan tidak disengaja dengan respon nyeri; reflek brainstem dapat/tidak dapat lengkap; decorticate/decerebrate posture

Unarousable (tidak dapat dibangunkan); tidak ada suara verbal, tidak respon terhadap stimulasi nyeri; dan reflek brain stem neg

 








GLASGOW COMA SCALE (GCS)

ITEM
FACTORS
SCORES
DESCRIPTION
Best motor respon






Verbal respon





Pembukaan mata



Dapat menuruti perintah verbal
Melokasi nyeri
Penarikan terhadap nyeri
Flexion-decorticate rigidity
Extension-decerebrate rigidity
No respon

Orientasi orang, tempat dan waktu
Bingung
Kata-kata tidak wajar
Suara tidak dapat dipahami
Tidak ada respon

Spontan
Dipanggildengan kata-kata
Jika nyeri
No respon
6
5
4
3
2
1

5
4
3
2
1

4
3
2
1
Pada respon nyeri, catat pergerakan extremitas terbaik




Catat T jika tracheostomy, E jika ETT
Aphasia (tidak dinilai)
Trauma mulut (tidak dinilai)


Catat C jika mata pasien tidak dapat membuka karena pembengkakan































POLA NAFAS RESPIRATORY PADA DYSFUNGSI NEUROLOGIC

ISTILAH
DESCRIPTION
SELECTED NEUROLOGIC CAUSES
Eupnea

Cheyne-stokes respiration









Central neurogenic hyperventilasi

Biot’s respiration


Apneustic respiration




Posthyperventilation apnea



Cluster breathing





Ataxic breathing
Normal pernafasan

Bernafas dikarakteristikkan dengan regular, alternative periode hyperpnea, dan apnea; bernafas tebentuk dari respiration ke respiration pada smooth crescendo dan puncak tergapai, declines pada decrescendo yang merata, biasanya, fase endurance hyperpneic lebih panjang dari phase apneic

Bertahan regular, rapid hypocapnic hyperpnea

Periode regular dari hypoventilasi dan irregular periode apnea

Ataxic,  gasping(megap-megap), bernafas dangkal



Respirasi terinterupsi lebih dari 30 detik setelah 5 vuluntary breaths pada pasien sadar

Bernafas mengikuti satu sama lain pada gangguan urutan dengan irregular pauses diantaranya



Completely chaotic pattern dengan bernafas dangkal dan dalam terjadi secara acak, progresiv menuju apnea


Deep bilateral diencephalic lesions, hypertensi encephalopathy, uremia, anaoxia, dan herniasi transtentorial yang membahayakan




Lesi midbrain





Infark pada midpontin atau caudal pontine level, biasanya sebagai hasil dari oclusi arteri basilar

Diffuse metabolic atau structural forebrain disease


Lesi pada low pons atau high medulla; dapat juga disebabkan dari expanding lesion pada fossa posterior (cerebellar hemorrhage)

Disfungsi dorsomedial medulla; dapat tampak pada relasi meningitis atau acute parainfectious demyelination












KARAKTERISTIK POLA GAYA BERJALAN YANG TIDAK DIHARAPKAN
POLA GAYA BERJALAN
CHARATERISTIC
Spactic hemiparesis






Spastic diplegia (scissoring)


Steppage



Dystrophic


Tabetic


Cerebellar ataxia


Sensory ataxia




Dystonia

Ataxia
Berpengaruh pada kaki kaku dan extended, dengan plantar flexi dari telapak kaki. Pergerakan pada telapak kaki timbul dari pelvic tilting upward pada sisi yang terlibat. Kaki tertarik dengan dipaksa (dragged), kadang scraping the toe (seperti memotomg jari kaki), atau sirkulasi kekakuan menuju kedepan dan belakang  ( circumduction). Lengan yang terpengaruh tetap flexi dan aduksi dan tidak berayun

Pasien menggunakan langkah pendek, penarikan paksa pada bola dari kaki pada lantai. Kaki extended dan paha cenderung menyilang kedepan pada yang lain pada setiap langkahnya

The hip dan knee terlevasi secara berlebihan untuk mengangkat plantar flexi kaki dari tanah. Kaki brought down pada lantai dengan slap (menampar). Pasien tidak dapat berjalan dengan heels

Kaki terjaga terpisah, dan bb terjaga dari sisi ke sisi pada pergerakan terhuyung-huyung. Perut terkadang menonjol, dan biasanya lordosis

Kaki terposisi terpisah berjauhan, mengangkat tinggi dan forcibly brought down pada setiap langkah. The heel stamps pada tanah

Pasien kaki basis melebar . staggering dan lurching (berputar) pada sisi ke sisi kadang di sertai oleh berayunnya trunk

Gaya berjalan pasien basis melebar dan tidak pada tempatnya. Kaki terangkat tinggi dan brought down dengan seperti menampar. Pasien memperhatikan tanah sebagai bimbingan untuk melangkah. Tanda Romberg positif

Jerky dancing movement tampak nondirectional

Terjadinya jatuh dan tidak terkontrol


FUNGSI SYARAF CRANIAL

Nerve
Penemuan
I.                    Olfactory
II.                  Optic
III.                Oculomotor


IV.                Trochlear

V.                  Trigeminal

VI.                Abduscens

VII.              Facial

VIII.            Vestibulocochlear

IX.                Glossopharyngeal

X.                  Vagus
XI.                Accessory

XII.              Hypoglossal
Pembauan
Kemampuan visual; lapangan pandang, uji dari “fundi”
Reflek papillary, otot external ocular meliputi keatas, kebawah, dan pergerakan meliputi medial yang dapat menyebabkan ptosis dan dilatasi pupil
Pergerakan ocular; ketidak mampuan melihat kebawah dan secara lateral; nystagmus
Fungsi sensory; reflek kornea, kulit muka dan kepala bagian depan, mukosa hidung dan mulut; motor fungsi; maxillary “jaw” reflek
Pergerakan ocular; ketidak mampuan melihat kebawah dan secara lateral; nystagmus
Fungsi motor wajah bagian atas dan bawah; asymetri wajah dan paresis, fungsi sensori ditest dengan rasa
Test nerves cochlear; pendengaran, lateralisasi, koduksi udara dan bone; tinnitus, penurunan pendengaran, dan ketulian
Fungsi motor; pharyngeal gag reflek, menelan; pengkajian vocal cord; berbicara jelas tanpa serak
Timbulnya uvula
Kekuatan otot trapezius dan sternocleidomastoid; yang menyebabkan ketidak mampuan mengangkat pundak
Fungsi motor pada lidah; yang menyebabkan deviasi lateral, atrophy, tremor, ketidak mampuan untuk extend dan menggerakkan lidah dari sisi ke sisi




PENGKAJIAN KEKUATAN OTOT

NILAI
DESCRIPTION
5


4


3

2

1


0
Kekuatan normal penuh. Otot dapat bergerak secara aktif melewati full ROM dan dapat melawan kekuatan gravitasi dan dapat menahan

Otot dapat digerakkan secara aktif melewati FULL ROM, dan efek melawan gravitasi dengan lemah, dan dapat menahan (dengan lemah)

Otot dapat digerakkan aktif melawan gravitasi sendirian

Otot dapat digerakkan dengan bantuan  efek gravitasi

Kontraksi otot dapat diraba dan terlihat; pergerakan trace (jejak) atau flickers (kerlap-kerlip/denyut) dapat terjadi

Pergerakan dan kontraksi otot tidak terdeteksi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar